Yosh, sekarang kita akan berlanjut ke bagian yg mulai gampang... (bagi yg sudah benar-benar mengerti materi sebelumnya...)
Sekarang saya akan mencoba menjelaskan cara-cara untuk membentuk kalimat yg sedikit lebih kompleks. (atau banyak?)
1.Menyatakan beberapa keadaan
Untuk membentuk kalimat yg menjelaskan beberapa keadaan, caranya adalah dengan menambahkan bunyi 'de' di belakang kata benda dan kata sifat -na. Sedangkan untuk kata sifat -i dan kata bentuk negatif (-janai), maka caranya adalah dengan mengganti bunyi 'i' di belakang dengan bunyi 'kute'
contoh:
Ano hito wa bakade, erokute, totemo saitei ningen datta.
(Orang itu dulunya bodoh dan mesum, benar-benar orang rendah.)
*baka --> kata sifat -na; eroi --> kata sifat -i*
karena saya sedang malas ngasih contoh, jadi sisanya pikirin sendiri ya...
2.Menyatakan serangkaian kata kerja
Untuk menyatakan serangkaian kata kerja, cukup dengan mengubah kata kerja ke bentuk 'te'-nya.
contoh:
Nichiyoubi ni wa, ore wa nete, okite, sorede mata neta.
(Di hari Minggu saya tidur, bangun, lalu tidur lagi.) --> bentuk lampau
Bentuk kalimat (deklaratif, negatif, lampau, atau negatif lampau) tergantung dari bentuk kata kerja yg ditulis paling akhir.
3.Menyatakan sebab-akibat
Untuk menyatakan kalimat sebab-akibat, caranya yaitu dengan menambahkan partikel/kata hubung 'kara'.
contoh:
Kinou wa shinya de neta kara, kyou wa chikoku ni natta.
(Karena kemarin tidur larut malam, hari ini jadi terlambat.)
Sawagashii kara, yoku nerarenakatta.
(Karena ribut, tidak bisa tidur dengan baik.)
Apabila penyebabnya adalah kata benda atau kata sifat -na, maka perlu ditambah 'da', sehingga kata partikel/kata hubungnya menjadi 'dakara'
contoh:
Haha dakara hontouni yasashii.
(Karena seorang ibu, dia baik sekali.) T^T...
Aho dakara nanimo dekinai.
(Karena bodoh, tidak bisa melakukan apa-apa.)
Kita juga bisa saja menghilangkan salah satu bagian kalimatnya apabila konteksnya sudah jelas, misalnya menghilangkan bagian sebabnya atau akibatnya.
contoh:
-Kinou wa tanoshii ne? (Kemarin menyenangkan ya?)
-Maa ne, yoru made gemu o suru kara... (Iya ya, karena main game sampai malam.)
-Ginting Sensei kara no moratta shiken wa muzukashii na...
(Soal ulangan yg didapat dari Pak Ginting susah ya...)
-Dakara itta darou? Chanto benkyou suru hou ga ii tte.
(Makanya sudah saya bilang "belajar yang bener", kan?)
*Untuk yg diajar Pak Ginting: jangan sampai mati...*
Selain menggunakan 'kara', bisa juga menggunakan 'node'. Artinya kurang lebih sama, namun dengan menggunakan 'node' akan memberikan nada penjelasan yg lebih kuat, juga terkesan lebih halus.
contoh:
Kane ga mottenai node, nanimo katta.
(Karena tidak bawa uang, jadi tidak membeli apapun.)
Apabila sebabnya kata benda atau kata sifat -na yg tidak terkonjugasi, maka partikel/kata hubungnya menjadi 'nanode'. Selebihnya, aturannya sama seperti dengan menggunakan 'kara'.
4.Kalimat Kontradiksi
Kalimat kotradiksi bisa dibuat dengan menggunakan partikel/kata hubung 'ga', 'kedo', dan 'noni'. Karena kontradiksi, sudah jelas artinya kurang lebih 'tetapi'
a.menggunakan 'ga' dan 'kedo'
Aturan penggunaan 'ga' dan 'kedo' sama dengan pada penggunaan 'kara', jadi sepertinya tidak usah dijelaskan lagi... (kebetulan saya juga malas nerangin...).
contoh:
Kowai kedo, yaru yo.(Takut sih, tapi akan saya lakukan.)
Wake ga wakaranai ga, maa ii ka? (Saya gak ngerti maksudnya, tapi biarlah.)
*jangan sampai tertukar antara partikel 'ga' dan 'ga' sebagai kata hubung dalam kalimat kontradiksi.*
b.menggunakan 'noni'
Aturan penggunaan 'noni' sama dengan 'node', dengan tambahan arti 'walaupun'.
contoh:
Heta nanoni, chanto shuuren o suru. (Walaupun payah, tapi berlatih dengan baik.)
5.Menyatakan beberapa alasan
Untuk menyatakan beberapa alasan digunakan partikel/kata hubung 'shi'. Cara penggunaanya kurang lebih mirip dengan partikel 'ya'. Seperti yg di atas, apabila alasannya berupa kata benda atau kata sifat -na, maka ditambah 'da'.
contoh:
Atsui shi, nichiyoubi dashi, nanimo omoshirokatta kara, ie de nanimo shiteita.
(Karena panas, hari Minggu, dan gak ada yg menarik, jadinya tidak melakukan apapun di rumah.)
San-nen sei dashi, shiken wa chikaku nateiru shi, hoshigaru daigaku ga aru kara, ore wa majime ni benkyou suru.
(Karena sudah kelas 3, ujian makin dekat, dan ada Universitas yg diinginkan, jadinya saya belajar dengan serius.)
6.Menyatakan berbagai kegiatan
Untuk menyatakan berbagai kegiatan yg dilakukan, caranya dengan mengubah kata kerja ke bentuk lampaunya dan menambahkan bunyi 'ri' di belakang kata kerja tersebut. Dan untuk kata kerja yg paling akhir disebutkan.
contoh:
Kyou wa nichiyobi dakara, gorogoro shitari, gemu shitari, bo tto terebi o mitarisuru.
(Karena hari ini hari Minggu, saya akan bermalas-malasan, bermain game, dan menonton TV sambil melamun.)
Bentuk kalimattnya pun tergantung dari kata kerja yg ditulis paling akhir. Dalam hal ini selalu kata kerja suru yg ditulis paling akhir. Jadi untuk mengubah kalimat menjadi bentuk lampau, cukup dengan mengubah suru menjadi shita, untuk bentuk negatif menjadi shinai, dan untuk negatif lampau menjadi shinakatta. Berbeda dengan saat merangkai kata kerja menggunakan bentuk 'te', dengan bentuk ini kata kerja yg disebutkan tidak dilakukan secara berurutan, hanya sekedar menyebutkan pekerjaan-pekerjaan yg kita lakukan.
YUBI GA!!! YUBI GA UGOKANAIII!!!