Kuro IT Staff
Posts : 148 Join date : 2009-06-08 Age : 31 Location : Bandung (pengen cepet pindah ke manapaun yangpenting jangan di Indonesia)
| Subject: Cerita Pengalaman Konyol Selama Tinggal di Jepang Sat Sep 12, 2009 8:43 pm | |
| ada 2 part part 1part 2isinya : - Spoiler:
Cerita Pengalaman Konyol Selama Tinggal di Jepang (bagian 1)
aru saja saya melamun, tapi bukan melamun yang nggak-nggak lho. Tak lama setelah itu saya tertawa sendiri. Hihihihi... kalau diingat-ingat, ternyata saya lumayan banyak merasakan pengalaman yang konyol selama tinggal di Jepang. Mulai dari pengalaman yang memalukan sampai yang menyedihkan dan berujung tragis pun pernah saya alami. Layaknya wong ndeso yang baru masuk kota, ketika pertama di Jepang rasanya seperti orang yang baru melek teknologi. Kali ini saya coba ceritakan berbagai pengalaman konyol yang pernah saya alami selama tinggal di Jepang.
Kekonyolan itu sudah saya alami sejak pertama kali menginjakkan kaki di Jepang. Eh... sebenarnya bukan pertama kali sih, tapi mungkin waktu itu untuk yang kedua kali. Karena waktu saya kecil pun sebenarnya sudah pernah tinggal di Jepang selama 3 tahun. Waktu itu kami sekeluarga tinggal di Yokohama karena ayah saya bekerja dan melanjutkan sekolah di sana. Tapi ya mungkin karena pengalaman pertama kali tinggal di Jepang itu sudah lama, ditambah lagi ketika itu saya masih sangat kecil, jadinya ya lebih banyak lupanya, walaupun meninggalkan kesan yang tak terlupakan.
Kembali ke topik pembahasan. Pengalaman konyol pertama saya alami ketika baru tiba di Jepang. Setelah menempuh perjalanan sekitar 8 jam dari Indonesia, saya mendarat di bandara Narita.
Seperti penumpang yang lainnya, setelah turun dari pesawat semua penumpang menuju ke pintu masuk bandara. Di sana ada beberapa prosedur pemeriksaan dokumen dan barang. Di salah satu pintu pemeriksaan, seorang petugas pun meminta penumpang untuk menunjukkan dokumen perjalanan. Setelah antri, tibalah giliran saya untuk diperiksa.
Ketika itu, petugasnya bilang gini, "pasupoto please". Dia mencoba berbahasa Inggris karena mungkin melihat perawakan saya yang sama sekali tidak mirip orang Jepang. Mendengar dia bilang "pasupoto", oh... maka yang terbayang oleh saya waktu itu adalah saya diminta memberikan pas foto. Saya agak khawatir, karena takutnya tidak membawa persediaan pas foto. Akhirnya saya teringat, oh ya... sepertinya saya pernah menyimpan pas foto di dompet. Maka saya keluarkan dompet yang ada di saku belakang celana saya. Ternyata memang benar ada. Beberapa lembar pas foto berwarna ukuran 3x4. Kemudian saya berikan pas foto itu ke pak petugas. Tapi kemudian petugasnya malah menolak.
"No... no... pasupoto... pasupoto...", dia kembali menyebut pasupoto dan malah mengembalikan foto yang saya berikan.
"Yes... this is pas foto". balas saya untuk meyakinkan dia.
Saya pun memberikan kembali pas foto kepada petugas itu.
"No... not photo, but pasupoto... ". petugas itu kembali mengulangi, kali ini dengan nada bicara agak keras lalu sambil membuat isyarat tangan menggambarkan sesuatu yang berbentuk kotak.
Saya tetap ngotot menunjukkan foto saya ke petugas itu. "Yes sir... in Indonesia, this is pas foto." saya coba meyakinkan petugas itu lagi.
Sampai akhirnya orang yang antri di belakang saya menepuk pundak saya. "Mas..mas... itu maksudnya minta ditunjukin passport." kata seorang bapak di belakang saya yang juga sama-sama orang Indonesia.
"Ooooo.... panteeeessss..." kata saya sambil nyengir.
Langsung saja saya ambil passport dan menujukkannya ke petugas itu. Setelah saya tunjukkan passport, baru lah petugas itu diam dan tidak marah-marah lagi.
Aarrghhhh.... dasar! Itu lidah orang Jepangnya yang memang nggak bisa mengucapkan pronounciation kata "passport" yang benar, atau karena sayanya aja yang bego ya? Hehehe... aduh... waktu itu antara merasa malu dan lucu campur aduk jadi satu.
Haaa... akhirnya beres juga dengan urusan pasupoto-pasupotoan. Kelamaan ditanyain pasupoto, ditambah lagi rasa malu yang bikin saya ingin gali lubang dan masuk ke dalamnya malah bikin saya jadi ingin pipis (gak nyambung ya?).
Pencarian toilet pun dimulai. Oh ada tuh... ada tulisannya "toire". Saya pun segera masuk ke pintu yang di depannya terpampang gambar laki-laki. Sejak awal saya memang sudah tau bahwa konon katanya toilet-toilet di Jepang terkenal bersih-bersih. Apalagi untuk sekelas bandara internasional seperti Narita, dijamin kita akan betah berlama-lama di dalamnya.
Tapi kemudian apa yang saya temukan di dalam toilet tersebut ternyata lebih mengagumkan dari bayangan pertama saya. Maksud saya, ternyata kloset tempat buang airnya canggih banget (versi wong ndeso). Klosetnya lebih mirip seperti kursi tempat duduk pilot atau mungkin pesawat luar angkasa, karena banyak sekali tombol-tombol di sekitarnya. Akhirnya tanpa pikir panjang, saya pun langsung menunaikan hajat di sana (hehehe... bahasanya itu lho... kok "menunaikan hajat").
Setelah selesai dan akan menyiram air, saya kebingungan. Saya tau pasti salah satu dari tombol-tombol itu ada yang berfungsi untuk mengeluarkan air untuk penyiram. Tapi saya bingung yang mana yang harus ditekan karena semua tulisannya dalam huruf kanji. Sebelumnya saya memang sudah pernah belajar karakter Jepang seperti kanji, hiragana, dan katakana. Tapi kan tetap saja walaupun bisa baca tapi kalau tidak mengerti artinya ya percuma. Akhirnya saya sampai buka-buka kamus yang saya simpan di tas untuk mengartikan kata-kata yang ada di tombol-tombol itu. Hahaha... suatu pekerjaan yang terlihat konyol bukan? Masa' hanya untuk menyiram air di kloset saja saya harus buka kamus, mencari arti katanya, kemudian mencocokkan dengan tulisan yang ada di tombol kloset itu. Bayangkan kalau itu terjadi di Indonesia, rasanya konyol sekali.
Huaahhh... pengalaman konyol di bandara ternyata tidak berakhir sampai di sana. Setelah selesai buang air kecil, saya langsung menuju ke pintu gerbang arrival. Seperti biasanya, banyak orang berkumpul yang menunggu orang yang akan mereka jemput. Banyak di antaranya yang melambai-lambaikan poster dengan tulisan nama orang yang akan mereka jemput. Waktu itu saya juga berharap salah satu dari mereka ada yang menunjukkan nama saya di posternya. Karena sebelumnya saya sudah diberitahu oleh staf KBRI akan ada yang menjemput.
Tak lama kemudian setelah mata celingak-celinguk melihat ke sekeliling, akhirnya saya temukan orang yang memegang kertas bertuliskan "Mr. Dimas from Indonesia". Sepintas saya lihat, lho kok kayaknya malah orang Jepang ya. Saya kira yang akan menjemput itu sama-sama orang Indonesia. Tapi ya sudah lah, sama saja saya pikir. Maka saya langsung menghampiri orang itu.
"I'm Dimas from Indonesia", kata saya.
"Ooo... hai...", balas orang itu.
Setelah menyapa dan memperkenalkan diri tadi, seketika saja saya mengulurkan tangan untuk bersalaman. Tapi ternyata di saat yang sama, si bapak penjemput tadi malah membungkukkan badannya. Kejadian itu terjadi secara bersamaan. Coba tebak apa yang terjadi kemudian? Yak... betul sekali. Akhirnya si bapak penjemput tadi secara tidak sengaja malah mencium tangan kanan yang saya julurkan itu. Menyadari kesalahan saya, walaupun agak malu karena kejadian tadi, lalu saya pun seketika gantian membungkukkan badan. Eh... ternyata si bapak penjemput tadi malah balik menjulurkan tangannya untuk mengajak salaman. Beruntung kali ini tidak ada kejadian cium tangan lagi seperti yang pertama.
Hahaha... sebenarnya saya pun tau kalau berjabat tangan sepertinya tidak lazim di Jepang. Mereka biasa membungkukkan badan, atau "ojigi" istilah Jepangnya, untuk menunjukkan sikap hormat kepada orang lain. Tapi memang yang namanya mungkin sedang gugup, ya yang keluar adalah sikap refleks saja seperti orang-orang Indonesia pada umumnya.
Memang dasar, baru di bandara saja saya sudah mengalami tiga kejadian konyol sekaligus. Belum lagi ke depannya, masih banyak pengalaman-pengalaman unik dan lucu yang saya rasakan. Jadi, kalau penasaran, ikuti cerita selanjutnya ya...!
Pengalaman Konyol Selama Tinggal di Jepang (bagian 2)
Kalo di bagian 1 itu ceritanya seputar pengalaman saya waktu di bandara Narita, kali ini adalah ketika saya naik densha (kereta).
Jadi gini nih... Ceritanya dulu tuh pas lagi di Ueno terus mau ke Akihabara. Kalau Akihabara itu salah satu daerah yang terletak di Tokyo. Tepatnya 2 eki (stasiun) dari Ueno. Untuk pergi ke sana tuh bisa lewat jalur mahal dan jalur murah. Jalur mahalnya bisa bisa dengan naik JR ke arah Nagoya dengan biaya 320 yen lalu diteruskan dengan Shinkansen ke Tokyo lalu diteruskan lagi dari Tokyo ke Akihabara. Kalau pake jalur mahal ini biaya yang dikeluarkan bisa mencapai sekitar 11.000 yen lebih.
Nah... berhubung ceritanya mau ngirit, jadi waktu itu saya pake yang jalur murah saja dengan naik JR dari Oobu sampai Hamamatsu atau Toyohashi lalu dari Toyohashi diteruskan naik JR sampai Atami. Lalu dari Atami diteruskan sampai Tokyo. Emang lebih ribet sih, tapi kalau lewat jalur ini harganya gak mencapai 10.000 yen. Lumayan kan bisa ngirit 1.000 yen lebih.
Jadi pas sampai di stasiun Toyohashi, kan saya langsung pindah nyari kereta yang ke Atami. Hahaha... di situ lah kejadian konyol itu terjadi. Waktu itu dari Ueno kalo gak salah berangkatnya sekitar jam 11-an, pokoknya siang gitu lah. Jam-jam segitu tuh bisa digolongkan jam sibuk (rush hour). Banyak orang lalu lalang di jalan, stasiun, dll, soalnya pas jam makan siang. Ditambah lagi jalur-jalur yang ke tempat rekreasi dan pas hari libur, pasti penuh banget tuh kereta.
Setelah nunggu sekitar 10 menitan, akhirnya kereta yang ke Atami datang juga. Penumpang yang ngantri mau naik kereta penuuuuhhh banget. Sampe susah buat jalan. Tapi di situ lah hebatnya orang Jepang. Biar kata ngantrinya panjang banget, tapi mereka tetap mau ngantri.
Begitu keretanya berhenti, pintu-pintu gerbong kan langsung terbuka otomatis tuh. Penumpang pun berduyun-duyun masuk kereta. Waktu itu saya ada di barisan belakang. Terus saya celingak-celinguk lihat kanan-kiri, maksudnya liat gerbong mana yang antriannya paling sepi. Dan akhirnya nemu juga gerbong yang sepi antrian. Lalu berlarilah saya menuju gerbong itu.
Karena suasananya ramai sekali, saya nggak sempat memperhatikan orang-orang di sekitar saya. Setelah beberapa menit, pintu kereta pun tertutup dan kereta mulai jalan. sampai di sana, saya masih belum sadar dengan keanehan yang saya alami. Saya nggak dapat tempat duduk waktu itu, jadi ya terpaksa berdiri. Yang berdiri gak terlalu banyak sih, karena emang penumpang di gerbong yang saya naiki itu memang sedikit.
Sampai akhirnya saya ngerasa kok ada yang ganjil ya? Pas saya lihat sekeliling saya kok perasaan isinya perempuan semua. Ada nenek-nenek, ibu-ibu, anak sekolahan, pokoknya semuanya perempuan kecuali saya. Ketika saya lihat lagi, kok mereka semua pada ngeliatin saya ya? Beberapa diantaranya ada yang sambil bisik-bisik ke teman sebelahnya sambil matanya menatap ke arah saya. Hehehe... dasar GR! Saya menganggap waktu itu mungkin karena saya laki-laki satu-satunya di gerbong itu. Saya masih belum sadar juga dengan yang sebenarnya terjadi.
Sepanjang perjalanan, mereka terus melihat ke arah saya. Dalam hati saya bertanya, "ni orang kenapa sih pada ngeliatin mulu?" Lama-lama kan risih juga diliatin terus-terusan! Mana yang ngeliatin orang se-gerbong pula. Ah... tapi saya nggak memedulikannya. Mungkin karena perawakan orang Asia Tenggara seperti saya beda dengan mereka, makanya mereka ngeliatin mulu. Sama kayak kita kalo ngeliat bule gitu deh...
Tak lama kereta pun sampai di Atami. Lalu saya dan penumpang yang lain pun turun. Saya masih bertanya-tanya, kenapa sih orang-orang tadi pada ngeliatin melulu? Karena penasaran, setelah turun dari kereta, saya melihat-lihat sekitar kereta yang saya naiki tadi.
Dan ternyataaaa saudara-saudara.... ketemu lah jawabannya kenapa saya diliatin mulu. Apakah ituuuu??? Wahahahahaha... Di atas pintu masuknya ternyata ada tulisan, "GERBONG KHUSUS WANITA".
Aduuuuhhh... pas gitu saya langsung maluuuuu!!! Ternyata tadi saya naik gerbong khusus wanita! Pantesan isinya kok perempuan semua. Saya juga tau kok kalo kereta di Jepang itu ada yang menyediakan gerbong khusus wanita untuk jalur tertentu dan jam-jam tertentu. Itu maksudnya untuk melindungi penumpang wanita dari chikan (aksi pelecehan seksual yang suka dilakukan penumpang laki-laki waktu kereta lagi penuh). Tapi biasanya di depan gerbong khusus itu tuh suka ada petugas stasiun yang berjaga. Jadi kalau ada laki-laki yang masuk, sama mereka suka dilarang. Lah... pas saya naik itu mah petugasnya gak ada. Ditambah lagi penumpang yang mau masuk kan pada desak-desakan.
Huuuaaaa... setelah sadar akan hal itu saya langsung kabur naik kereta yang ke Tokyo! wahahahaha...
| |
|
Aru Fuyuta
Posts : 43 Join date : 2009-12-15 Age : 30 Location : Cimahi
Character sheet Name: Dorm: Job:
| Subject: Re: Cerita Pengalaman Konyol Selama Tinggal di Jepang Sun Dec 20, 2009 8:52 am | |
| wakakakaakakk XDD konyol desu yo!!!~ demo, tanoshii mitai yo.. dimas ituu.. masih skolah ?? skarang umurnya brapa ? apa guru ? *klo guru, sumimasen deshita, kaga sopan saya* | |
|
Naoe IT Staff
Posts : 390 Join date : 2009-08-04 Age : 32 Location : パソコンの前
| Subject: Re: Cerita Pengalaman Konyol Selama Tinggal di Jepang Mon Dec 21, 2009 8:56 am | |
| mechakucha da!!!!!!
Gyahahahahahahaha!!! | |
|
Aru Fuyuta
Posts : 43 Join date : 2009-12-15 Age : 30 Location : Cimahi
Character sheet Name: Dorm: Job:
| Subject: Re: Cerita Pengalaman Konyol Selama Tinggal di Jepang Tue Dec 22, 2009 6:02 pm | |
| @^ : mechakucha apa artinya nyo ?? hehe, baru blajar saya.. ^^; | |
|
Naoe IT Staff
Posts : 390 Join date : 2009-08-04 Age : 32 Location : パソコンの前
| Subject: Re: Cerita Pengalaman Konyol Selama Tinggal di Jepang Mon Jan 04, 2010 3:45 pm | |
| mechakucha itu kurang lebih maksudnya sesuatu yang teramat sangat. Klo di sini sih maksudnya teramat sangat lucu gituh. | |
|
Aru Fuyuta
Posts : 43 Join date : 2009-12-15 Age : 30 Location : Cimahi
Character sheet Name: Dorm: Job:
| Subject: Re: Cerita Pengalaman Konyol Selama Tinggal di Jepang Thu Jan 07, 2010 7:40 pm | |
| ooh.. tapi kata sensei saya mechakucha itu artinya berantakan gitu..
apa itu mecchakuccha ya? saya juga kurang ngerti.. | |
|
Naoe IT Staff
Posts : 390 Join date : 2009-08-04 Age : 32 Location : パソコンの前
| Subject: Re: Cerita Pengalaman Konyol Selama Tinggal di Jepang Tue Jan 12, 2010 1:29 pm | |
| Yah, orang jepang memang punya banyak kata-kata aneh yg berfungsi untuk menujukkan keadaan sesuatu. Arti kongkritnya sih kita gak perlu tau bener, yg penting kita tau kapan waktu yg tepat untuk menggunakan kata tersebut. | |
|
Sponsored content
| Subject: Re: Cerita Pengalaman Konyol Selama Tinggal di Jepang | |
| |
|