[RP]Awal dari kekonyolan

Lute terduduk sendirian. Ia menatap langit di hadapannya. Tempat yang sungguh indah, namun sayang. hampa.

"Huh!" Ia mengeluh kesal, "ini amat-sangat-membosankan!!!" ujarnya sambil menghentakkan kaki. Ia berjalan mondar-mandir selama beberapa saat. Tertangkap oleh sudut matanya, sebentuk kunci emas berukir yang tergantung di rantai gelangnya.

"Hmm...."
Terdiam, berpikir. Ia lalu tersenyum jahil.

"Rasanya dunia ini terlalu seimbang... tak ada salahnya sedikit mengacau..." Kebiasaan buruknya keluar. Ia menjentikkan jarinya sekali.

'Poff'

Tiba-tiba muncul asap tebal dihadapannya. Dari dalam asap itu, melangkah keluar seekor kelinci putih bersih. Tampak kebingungan.

Penampilan kelinci itu pun sedikit membingungkan. Ia berdiri di atas kedua kaki belakangnya. Sebelah matanya memakai kacamata tunggal. Ia memakai rompi bermotif-kotak-kotak dengan nuansa hitam dan topi tinggi dari satin dengan warna hitam yang senada. Lute tersenyum.

"Halo Tokito... Hari yang indah?" Sapanya sambil tersenyum manis. Kelinci itu mengerjap bingung lalu segera berpaling ke arahnya.

"Ah! Nona!" Ujar si kelinci sambil buru-buru melepas topi tingginya dan membungkuk.

"Ini!" Tanpa basa-basi, Lute melempar bandul kuncinya ke arah si kelinci yang masih membungkuk. Kunci itu terpental dari kepala si kelinci dan buru-buru ditangkapnya sebelum jatuh ke tanah.

"Apa ini No..." Tanya Tokito sambil meringis kesakitan, tapi Lute buru-buru memotongnya.

"Itu kunci dimensi. Pergilah kau berkeliling, jemput orang-orang, bawakan aku 'teman'!!!" Titah Lute sambil sibuk menggambar Diagram sihir di tanah.

"Tapi..." Tokito tampak akan memprotes.

"Tidak ada tapi-tapian!!!" Lute sudah selesai menggambar diagram. Sekarang ia membuat gerakan mengayun yang rumit dengan tongkatnya sambil menggumamkan sebaris mantra. "Venio!!!" Serunya. Sebuah gerbang berukir rumit muncul dari diagram yang digambarnya di tanah.

"Nonaaaa....." Tokito meratap. Lute mengacuhkannya. Dijentikkannya jari, pintu gerbang itu terbuka. Menampakkan lubang hitam yang tak terlihat ujungnya.

"Nah, lakukan perintahku, jangan terlalu lama diluar sana, jemput sebanyak mungkin orang..." Ia melihat sekelilingnya. "Ini tempat yang luas... Dan oh ya, hati-hati di jalan..." Lute menyambar telinganya dan melontarkan kelinci malang itu ke pintu.

"Noooonaaaaaaaaa....!!!" Teriakan Tokito bergema di ruang kosong.

"Akupun akan merindukanmu...." Seru Lute sambil melambailkan sapu tangan.

'Bruk'

Pintu itu tertutup, dan perlahan-lahan mulai lenyap dari pandangan. Lute menatap tempat pintu itu menghilang selama beberapa saat sebelum berbalik.

"Yak... Mari rapikan tempat ini untuk menyambut para tamu~" Lute bersenandung sambil mengayunkan tongkatnya. Pemandangan di hadapannya berubah dengan cepat. Entah apa yang dipersiapkannya untuk menyambut para tamu.

Lokasi: Rumah megumi, lalu jalanan disekitarnya.

Pagi itu, Megumi baru akan berangkat ke tempat kerjanya. Gadis itu memakai sebuah kaos berwarna kuning dengan sebuah jaket training berwarna abu-abu di luarnya. Untuk bawahan, ia memakai celana training yang sewarna dengan jaketnya. Megumi bahkan sudah membawa lengkap perlengkapan lengkap untuk mengajar, yaitu sebuah pedang kendo dan sebuah tas berisi kostum beladiri di dalamnya.

"Ayah, ibu, aku berangkat. Kanata dan Sakura juga, aku duluan!" kata Megumi pada orangtua dan kedua adiknya, lalu berangkat ke Azumanga High School, tempatnya bekerja.

Saat itu sedang bulan April di dunia asal Megumi dan banyak sakura berguguran di jalan sekitar rumah Megumi."Waah~! Utsukushii, ne!" kata Megumi pada dirinya sendiri, ketika melewati barisan pohon sakura tersebut. Tiba-tiba, Megumi mendengar sebuah teriakan yang menggema dari atas langit.

Quote :

"Noooonaaaaaaaaa....!!!"

"Apa itu?"tanya Megumi pada dirinya sendiri. Dan tiba-tiba saja, ia merasa ada sesuatu yang terjatuh menimpa badannya."Itte!" seru Megumi.

Pagi yang cerah... gumam Haru yang sedang jalan-jalan di hutan untuk mencari daun langka yang hanya tumbuh 10 tahun sekali. Memang saat itu hari sangat cerah. Haru yang sangat bersemangat tiba-tiba dikagetkan dengan sesuatu di depan matanya.

"Waaahhh.... Kelinci yang lucu...^^" ucap Haru yang ternyata sesuatu itu adalah kelinci yang sedang mencari makan. "Kelinci lucu... apa yang sedang kamu makan?" tanya Haru sambil mendekati kelinci itu.

Ehh... Tunggu dulu... bukankah itu tumbuhan yang kucari?? Haru kaget ternyata daun yang sedang dimakan kelinci itu adalah tumbuhan yang sedang ia cari-cari. Dan ternyata tumbuhan tersebut sedah habis dimakan kelinci tersebut. Haru naik darah, ia pun segera menangkap kelinci tersebut. Tetapi... Kelinci itu segera kabur. "Tunggu..." teriak Haru sambil terus mengejar kelinci itu.

kelinci itu terus berlari. Tetapi... Apa yang ada dihadapan Haru sangat tidak masuk akal. Kelinci itu ternyata menuju ke sebuah terowongan yang tiba-tiba saja ada di hadapan Haru dan seperti menyedotnya. "Arrrgghhh...." teriak Haru yang tersedot masuk terowongan itu. Sesaat sebelum masuk ke terowongan itu, ia sekilas melihat seringai di senyuman kelinci tersebut.

"Tidaaaakkkkk......!!!!!"

Angin berhembus di daratan yang kosong itu.

Kekosongan. Hanya itu yang menemaninya selama berpuluh, bahkan beratus tahun. Oh well, ditemani Tokito juga tentunya. Tapi rasanya itu tidak cukup.

Luter terdiam lagi, menatap tangannya. Ia adalah Mage yang paling hebat. Ia menguasai sihir penciptaan. Ia bisa mendatangkan apa saja dari ruang hampa. Tapi entah kenapa, ia tidak bisa menciptakan sesuatu yang memiliki 'Jiwa'.

'Jiwa' bukan 'Nyawa'. Makhluk bernyawa atau makhluk hidup bisa ia ciptakan. Tapi makhluk-makhluk itu hanya dapat bergerak dan menghancurkan.

"Hmph..." Lute berayun di pohon tempat ia duduk, menunggu.

Di kejauhan tampak dua sosok baru.

"Hmmmmm~" Lute menyeringai. "Tamuku sudah datang~" Dendangnya.

BRUGHK..!!!

"Aduuhh...." Haru meringis sambil memegang kepalanya yang terbentur tanah saat jatuh tadi.

"Dimana ini?" Haru melihat sekelilingnya. Ternyata disebelahnya ada seseorang yang sepertinya sama-sama terjatuh atau lebih tepatnya tersedot lubang tadi. "AH! Anda siapa?" tanyanya pada cewek disebelahnya.

Tempat apa ini...?? gumam Haru

"Aku?" tanya Megumi, sambil mulai berdiri. "Aku hanyalah seorang guru kendo biasa yang melewati hari-hari seperti biasa namun ketika pergi mengajar hari ini, tiba-tiba sudah berada disini" kata Megumi pada lelaki tersebut. "Tapi, kau bisa memanggilku Megumi saja jika mau".

Megumi pun melihat sosok dua buah benda yang sepertinya dikenalnya, yaitu tas berisi baju beladiri dan juga pedang kendo miliknya. Ternyata kedua barang itu ikut terbawa tadi. Megumi pun segera mengambilnya.

"Tempat yang aneh..." kata Megumi sambil memandang sekelilingnya