Hmm... saya sekarang akan mulai menjelaskan kesalahan persepsi yg biasa ditemui oleh orang-orang yg baru mulai belajar Bahasa Jepang, yaitu pola kalimat!
Klo dalam Bahasa Indonesia, kita tahu pola kalimatnya yaitu SP (subjek, predikat) sebagai pola kalimat paling minimum untuk membentuk kalimat yg benar dalam bahasa tulisan, bisa juga ditambah dengan objek ataupun keterangan. Namun dalam bahasa lisan, terkadang kita cukup menyebutkan satu kata saja agar yg ingin kita sampaikan dapat dimengerti.
Nah, dalam Bahasa Jepang sebenarnya tidak berbeda jauh dengan itu. Bagi yg baru mempelajari Bahasa Jepang mungkin akan mengambil kesimpulan bahwa pola kalimat dalam Bahasa Jepang itu SOP (subjek, objek, predikat). Bila anda berpikir begitu, sebenarnya anda salah besar. Dalam Bahasa Jepang tidak ada pola kalimat khusus seperti Bahasa Indonesia, yg perlu diperhatikan hanyalah setiap kata kerja harus diletakkan di bagian paling belakang kalimat. Contohnya bisa dilihat dalam kalimat panjang:
Ore wa gakushoku de hiru gohan o tabeta.
Gakushoku de hiru gohan o Ore wa tabeta.
Hiru gohan o Ore wa gakushoku de tabeta.
Ketiga kalimat tersebut memiliki arti yg sama, yaitu "Saya makan siang di kantin", meskipun begitu pola kalimatnya berbeda-beda, yg menyamakannya hanyalah setiap kalimat kata kerjanya pasti disimpan di akhir kalimat (tabeta). Bahkan bila konteksnya sudah jelas kita bisa menghilangkan bagian lain dari kalimat tersebut.
Gakushoku de hiru gohan o tabeta.
Bentuk kalimat seperti inilah yg sebenarnya akan paling sering ditemui dalam Bahasa Jepang, yaitu kalimat yg tidak ada predikatnya. Karena pada dasarnya dalam Bahasa Jepang penambahan predikat hanya perlu ditambahkan apabila kita ingin membuat topik baru agar konteksnya menjadi jelas. Namun selanjutnya kita bisa menghilangkan predikat tersebut karena konteksnya sudah jelas. Hal ini mirip dengan bahasa lisan pada Bahasa Indonesia. Misalnya seseorang bertanya, "Kamu sedang apa?", kita hanya perlu menjawab misalnya "Makan", tanpa harus menjawab "Saya sedang makan", karena konteksnya sudah jelas, yg ditanya adalah kita sendiri bukan orang lain.
Bahkan hanya dengan kata kerja pun sebenarnya kita telah membuat kalimat yg sempurna!
Kesimpulannya, dalam Bahasa Jepang tidak ada pola kalimat khusus. Kita bebas menaruh kata apapun dalam kalimat, asalkan kata kerja harus ditaruh di belakang kalimat.