[Invited] Help or Looking for??

Timeline: Siang hari, beberapa hari setelah pesta penyambutan, hari dimana para murid sudah sekolah seperti biasa.
Hanya untuk orang-orang yang sudah saya beri izin khusus, yang mau ikutan harap PM
______________________________________________________________
Siang yang membosankan, hari yang tepat untuk bersantai-santai ria di tengah pekerjaannya yang menumpuk ini. Ya, memang professor yang satu ini tidak suka seperti orang yang sok sibuk, atau lebih tepatnya MALAS..!! Walaupun malas, tetap saja Ryuu harus menyelesaikan pekerjaannya, kalau tidak bisa-bisa ia 'dipecat' oleh atasannya itu.

Melihat perkembangan eksperimennya yang terbaru, selain Midori, Ryuu memang lebih sering berada di perpustakaan akhir-akhir ini. Buku-buku di perpustakaan ini memang sangat membantunya, apalagi banyak buku-buku kuno yang sedah jarang ditemui disini. Hanya saja Ryuu agak kurang rajin, sehingga ia lebih suka dibacakan oleh seseorang ketimbang membaca buku sendiri.

Buku yang dibutuhkan sudah di dapat, yang dibutuhkannya adalah 'seseorang' yang mau membacakannya buku ini. "Derrick" ucap Ryuu. Biasanya Derrick lah yang selalu membantunya di saat-saat begini. Dan jam-jam segini, biasanya Derrick memang selalu di perpustakaan.

"Sebentar lagi Derrick pasti menuju kemari..^^" ucap Ryuu sambil bersenandung kecil.

Derrick muncul membawa setumpukan buku-buku tebal yg berisi tugas-tugas dari guru sihirnya. Ia berlari menuju perpustakaan. Jubahnya berkibar-kibar karena tertiup angin yg menerpanya saat Derrick berlari. Dan tudung jubah yg biasanya menutupi kepalanya ikut terjatuh di punggungnya.

"Semoga Ryuu-sensei sedang berada di perpustakaan sekarang..." Pikir Derrick.

Derrick kemudian sampai di depan pintu besar perpustakaan Celeste. Masuk perlahan sambil merapikan rambutnya yg berantakan karena berlari tadi. Ia celingukan. Mencari-cari orang yg dirasa bisa membantu menyelesaikan tugasnya.

Dan.. Bingo! Ryuu-sensei sedang di tempat itu rupanya. Ia menghampiri orang itu perlahan sambil menunduk.

"Selamatr siang Ryuu-sensei. Apa aku mengganggumu?" Tanya Derrick sopan. Ia segera mengambil kursi dan duduk di sebelah Ryuu-sensei.

Akhirnya pintu perpustakaan yang sudah kuno ini pun terbuka juga, dan orang yang ditunggu Ryuu telah datang.

Quote :

"Selamatr siang Ryuu-sensei. Apa aku mengganggumu?"

"Ah.. Ya.. Ya.. silakan duduk disampingku, My Dear..." ucap Ryuu sambil tersenyum. "Sepertinya kau sedang sibuk ya? Padahal aku mau minta tolong kepadamu.." tambah Ryuu melihat setumpuk buku yang di bawa Derrick. Padahal dihadapan Ryuu saat ini sudah terdapat satu tumpukan buku.

"Derrick, mana sahabatmu? Sepertinya aku belum melihatnya hari ini?" tanya Ryuu sambil melihat sekeliling. Biasanya Derrick selalu bersama-sama dengan sahabatnya? dari Tetralas itu. "Dan, tumpukan apa yang kau bawa? Apakah tugas seperti biasanya? Kali ini bukan dari si Alf itu kan?" tambah Ryuu melihat satu per satu tugas yang dibawa Derrick. Ia memastikan tidak ada tugas sejarah lagi, karena Ryuu sangat muak dengan hal-hal berbau sejarah dari guru sejarah Celeste, Alf, walaupun ia menyukai benda-benda sejarah atau sejarah-sejarah kuno.

Reinard sedang berada di perpustakaan pada siang itu,pergerakannya cepat,dan juga sunyi,tidak ada gerakan yg tidak diperlukan.Dia memeriksa rak2 buku dengan teliti.Dia sedang mencari grimoire,untuk memperdalam lagi pengetahuannya tentang sihir hitam,terutama kutukan2.Dan ketika dia menemukan buku yg dia cari...

Quote :

"Selamat siang Ryuu-sensei. Apa aku mengganggumu?"

Hmm?Sepertinya dia mendengar suara Lily,dia pun memutuskan untuk mendekati sumber suara itu.Kemudian dia melihat Derrick sedang mengobrol dengan professor Ryuu.Dia pun menghampiri mereka.

Quote :

"Derrick, mana sahabatmu? Sepertinya aku belum melihatnya hari ini?"

Reinard muncul tanpa mereka sadari...
"Apakah yang kau maksud itu aku,Ryuu-san?"Reinard bertanya pada Ryuu tanpa mempedulikan status Ryuu sebagai professor,karena sekarang Ryuu sudah menjadi temannya.

"Ada apa?Kau memerlukan bantuanku"tanya Reinard sambil memegang grimoire yang sedang dibawanya di depan dadanya.

Ah... Baru saja mencari orang yang bersangkutan, ternyata orangnya sudah ada di depan mata Ryuu. Apakah mereka merasa 'terpanggil' ketika Ryuu mencari mereka? Entahlah.. Yang jelas suasana sudah ramai sekarang dan Ryuu cukup mendapatkan 'bala bantuan' saat ini.

Quote :

"Apakah yang kau maksud itu aku,Ryuu-san?"

"Wah.. Wah... Boy, ternyata kau disini? Dan... Gaya bicaramu sepertinya sudah normal Rein?" ucap Ryuu sambil tersenyum pada anak itu. "Ya.. Ya.. jika bicara denganku tidak usah formal-formal. Aku tidak suka. Kecuali kita sedang berada di kelas atau suasana yang mengharuskan kita untuk bicara formal, seperti ada Alice-chan dan kepala sekolah kita." tambah Ryuu lagi sambil mengingatkan.

Quote :

"Ada apa?Kau memerlukan bantuanku"

"Bantuan? Yah, sebenarnya aku sedikit memerlukan bantuanmu. Kurasa kau bisa melihat tumpukan buku ini?" sambil menunjuk ke tumpukan buku di depannya. "Dan kau juga bisa melihat ini kan?" tambahnya sambil menunjuk tumpukan tugas Derrick. "Nah, yang kuinginkan yaitu apakah kau bisa membantuku membacakan semua buku-buku dihadapanku ini? Tadinya aku mau minta tolong Derrick, hanya saja sepertinya ia sedang sibuk dengan tugas-tugasnya? Aku akan membantu Derrick mengerjakan tugasnya, sementara kau membacakan buku-buku ini untukku.. Bisa? ucap Ryuu panjang lebar.

"Ingat, aku hanya meminta bantuanmu saja, kalau kau tidak bisa, tidak apa-apa.." tambah Ryuu dengan nada agak menekan sambil tersenyum-senyum. "Dan untuk apa grimoire itu? Apakah kau sangat tertarik dengan sihir hitam?" tanya Ryuu melihat yang dipegang Reinard.

Quote :

"Wah.. Wah... Boy, ternyata kau disini? Dan... Gaya bicaramu sepertinya sudah normal Rein?"

"Ya,aku sedang mencari beberapa buku."jawabnya

Quote :

"Ya.. Ya.. jika bicara denganku tidak usah formal-formal. Aku tidak suka. Kecuali kita sedang berada di kelas atau suasana yang mengharuskan kita untuk bicara formal, seperti ada Alice-chan dan kepala sekolah kita."

"Aku juga setuju,semua formalitas itu membuat pegal saja."

Quote :

"Ingat, aku hanya meminta bantuanmu saja, kalau kau tidak bisa, tidak apa-apa.."

"Hmm,tapi buku ini tentang apa,kalau isinya ada yang menurutku menarik,aku tidak keberatan membacakannya"jawab reinard datar.

Quote :

"Dan untuk apa grimoire itu?"

"Oh?Buku ini?Aku sedang mempelajari beberapa teknik kutukan."

Quote :

"Apakah kau sangat tertarik dengan sihir hitam?"

"Tertarik?Tidak,sekarang aku membenci sihir hitam,tetapi karena aku sudah terlanjur mempelajarinya sejak dulu dan dapat menguasainya dengan baik,aku memutuskan untuk mendalaminya. Agar aku bisa menjadi lebih kuat lagi"

OOte: astaga naga.. cuman jawab2 doank.. haha..
____________________________________________

Quote :

"Hmm,tapi buku ini tentang apa,kalau isinya ada yang menurutku menarik,aku tidak keberatan membacakannya"

"Hmm.. coba ku cek dulu. Sepertinya sudah jelas buku-buku ini tentang apa saja. Contohnya buku ini, judulnya saja 'Cara Merawat Tanaman di Dalam Ruangan' dan yang ini 'Tanaman Pemakan Serangga dan Cara Perawatannya'. Bagaimana? Tertarik?" ucap Ryuu sambil menunjukkan buku-buku tersebut. "Ah! dan ini, kurasa kau akan suka dengan buku yang satu ini. 'Sihir dan Kutukan Terlarang Beserta Panduan'. Kurasa kau mencari buku yang seperti ini?" tambah Ryuu sambil memperlihatkan buku yang sudah sangat kuno itu pada Reinard.

Quote :

"Tertarik?Tidak,sekarang aku membenci sihir hitam,tetapi karena aku sudah terlanjur mempelajarinya sejak dulu dan dapat menguasainya dengan baik,aku memutuskan untuk mendalaminya. Agar aku bisa menjadi lebih kuat lagi"

"Boy, kenapa kau ingin menjadi lebih kuat? Apakah kekuatanmu yang sekarang tidak cukup? Dan untuk siapa kau kuat?" tanya Ryuu serius. Kali ini Ryuu tidak main-main, mungkin profesinya sebagai professor sedang 'ON'.

Quote :

"Hmm.. coba ku cek dulu. Sepertinya sudah jelas buku-buku ini tentang apa saja. Contohnya buku ini, judulnya saja 'Cara Merawat Tanaman di Dalam Ruangan' dan yang ini 'Tanaman Pemakan Serangga dan Cara Perawatannya'. Bagaimana? Tertarik?"

Reinard pun sudah kehilangan minat hanya dengan mendengar judul2 dari buku2 tersebut...

Quote :

"Ah! dan ini, kurasa kau akan suka dengan buku yang satu ini. 'Sihir dan Kutukan Terlarang Beserta Panduan'. Kurasa kau mencari buku yang seperti ini?"

Tetapi ketika mendengar judul buku yang satu ini,dia langsung tertarik.
"Hmm,bolehkah aku lihat sebentar?"pinta Reinard

Quote :

"Boy, kenapa kau ingin menjadi lebih kuat? Apakah kekuatanmu yang sekarang tidak cukup? Dan untuk siapa kau kuat?"

"Aku ingin menjadi lebih kuat demi....."Reinard berfikir sebentar...haruskah dia berbohong?tetapi sepertinya Ryuu sedang serius... dia pun akhirnya memutuskan utk jujur.

"Untuk membalas dendam...tidak,mungkin lebih tepatnya agar aku tidak melibatkan orang lain dalam pembalasan dendamku.Kekuatan ku saat ini mungkin masih kurang cukup,walaupun aku menguasai beberapa sihir hitam tingkat tingi yang bisa kugunakan utk membunuh 'orang itu',efek sampingnya bisa membunuhku juga..."Reinard pun menjelaskan dengan mendetail...

Quote :

"Dan untuk siapa kau kuat?"

"O,iya.Aku sebetulnya ingin menjadi lebih kuat lagi Demi melindungi orang2 yang aku sayangi.Agar tragedi itu tidak terulang..."Ujar Reinard,ekspresi wajahnya pun menjadi agak suram...

Quote :

"Hmm,bolehkah aku lihat sebentar?"

"Silakan..~ Tapi kau hanya boleh membacanya disini, kau tidak boleh meminjam buku ini dan untuk dibaca di kamarmu.." jawab Ryuu dengan nada agak melarang. Tentu saja! Buku itu seharusnya tidak dibaca oleh murid-murid seperti mereka yang pengetahuan sihirnya saja masih kurang. Tapi melihat Reinard yang sepertinya sungguh-sungguh, Ryuu jadi mengijinkan dia membacanya walau hanya sebentar. "Dan khusus buku satu itu aku tidak akan minta dibacakan..^^" tambah Ryuu setelah menimbang-nimbang. disebelahnya ada Derrick yang sepertinya tidak tahu apa-apa soal sihir hitam, daripada terpengaruh, lebih baik jangan dikenalkan. Begitu kan?

Quote :

"Aku ingin menjadi lebih kuat demi....."

Quote :

"Untuk membalas dendam...tidak,mungkin lebih tepatnya agar aku tidak melibatkan orang lain dalam pembalasan dendamku.Kekuatan ku saat ini mungkin masih kurang cukup,walaupun aku menguasai beberapa sihir hitam tingkat tingi yang bisa kugunakan utk membunuh 'orang itu',efek sampingnya bisa membunuhku juga..."

"Ah ya... Beberapa sihir hitam memang membutuhkan 'tumbal' atau 'balasan yang setimpal' atas apa yang kau perbuat. Tapi mungkin aku bisa membantumu memecahkan masalah itu. Ingatlah, aku ahli ramuan nak..!!" ucap Ryuu sambil tersenyum sejenak.

Quote :

"O,iya.Aku sebetulnya ingin menjadi lebih kuat lagi Demi melindungi orang2 yang aku sayangi.Agar tragedi itu tidak terulang..."

"Ah.. Kurasa aku sudah membuatmu mengingat hal yang tidak ingin kau ingat? Maafkan aku, Boy.." ucap Ryuu melihat air muka Reinard yang suram.

"Aku bisa mengajarkan beberapa sihir kuno yang tidak akan membuatmu terbunuh, Rein. Tapi aku tidak ingin kau menggunakannya untuk membunuh orang apalagi untuk membalas dendam. Aku akan mengajarkanmu kalau kau bisa bersumpah, jika tidak.. Lebih baik kau tidak usah mempelajarinya, karena sihir ini sangat berbahaya." tambah Ryuu lagi. Entah baik atau tidak mengajarkan sihir kuno yang kebanyakan sihir hitam kepada murid yang belum lulus.

Quote :

"Silakan..~ Tapi kau hanya boleh membacanya disini, kau tidak boleh meminjam buku ini dan untuk dibaca di kamarmu.."

"Terima kasih ryuu-san.Mudah2an dlm buku ini terdapat cara2 mematahkan kutukan2 hitam,karena sejauh ini,yang aku baca hanyalah cara2 mengutuk seseorang,dan tidak ada penjelasan utk menangkal kutukan2 itu."Ujar reinard dengan riang.
Sepertinya buku ini lain dari buku yang sudah aku baca selama ini... Dan tampaknya buku ini pun sudah sangat tua...pikir Reinard.

Quote :

"Ah ya... Beberapa sihir hitam memang membutuhkan 'tumbal' atau 'balasan yang setimpal' atas apa yang kau perbuat. Tapi mungkin aku bisa membantumu memecahkan masalah itu. Ingatlah, aku ahli ramuan nak..!!"

"Yah,akan sangat membantuku bila kau bisa meringankan efek samping dari mantra2 itu.."Reinard sangat berharap Ryuu bisa membantunya agar dia bisa menguasai sihir hitam lebih baik lagi.

Quote :

"Aku bisa mengajarkan beberapa sihir kuno yang tidak akan membuatmu terbunuh, Rein. Tapi aku tidak ingin kau menggunakannya untuk membunuh orang apalagi untuk membalas dendam. Aku akan mengajarkanmu kalau kau bisa bersumpah, jika tidak.. Lebih baik kau tidak usah mempelajarinya, karena sihir ini sangat berbahaya."

"Sayang sekali,itu tidak mungkin...karena bila aku bertemu 'orang itu' tidak akan ada yang bisa menghentikanku utk membunuhnya...Tidak pula diriku sendiri...Karena 'Orang itu' sudah melakukan hal yang lebih buruk daripada membunuhku!Sebetulnya aku sudah tidak ada lagi keinginan untuk hidup!Sudah tidak ada lagi alasan bagiku untuk hidup...Hidup demi membalas dendam sama saja dengan mati,oleh karena itu aku tidak mw hidup hanya karena dendam.Hanya saja aku sudah berjanji pada'nya'...bahwa aku tidak akan membuang nyawaku hanya untuk membalas dendam,apalagi bunuh diri.Jadi aku terpaksa hidup karena janji yang kubuat dengan'nya'."Jelas Reinard.

"Aku harap kau bisa membantuku untuk menjadi lebih kuat lagi,karena bagiku...weakness is a sin. Aku tidak peduli apa yang akan kau ajarkan padaku,asalkan hal itu bisa membuatku lebih kuat lagi, aku akan mempelajarinya.Karena bila kau lemah,maka kau tidak akan biasa melindungi hal yg berharga bagimu."Ujar Reinard sambil memandang Professor Ryuu dengan tajam.Bukan karena marah, namun karena dia ingin agar Ryuu memahami tekadnya untuk menjadi yang terkuat...

OOTe: wuset dah panjang baget nanyanya senpai~ sabar bu... jangan kalap.. *dibejek*

---

Quote :

"Ah.. Ya.. Ya.. silakan duduk disampingku, My Dear..." "Sepertinya kau sedang sibuk ya? Padahal aku mau minta tolong kepadamu.." "Dan, tumpukan apa yang kau bawa? Apakah tugas seperti biasanya? Kali ini bukan dari si Alf itu kan?"

Derrick segera duduk di sebelah Ryuu-sensei. Jubahnya disibakkan ke belakang. Dan ia pun menjatuhkan tumpukan buku-bukunya di atas meja panjang tempat ia duduk. Ia menoleh pada Ryuu-sensei. "Padahal kalau memang bisa kubantu akan kubantu dengan senang hati kok.." Ujar Derrick sambil tersenyum. Ok, Derrick memang jarang memikirkan urusannya sendiri yg jauh lebih penting. Dia pasti akan mementingkan urusan orang lain yg menurutnya lebih penting.

Quote :

"Derrick, mana sahabatmu? Sepertinya aku belum melihatnya hari ini?"

"Eh? Entahlah. Aku belum melihatnya sejak tadi. Mungkin masih membimbing murid baru yg masih belum terbiasa dengan kehidupan disini." Ujar Derrick. Matanya masih terus tertuju pada buku tebal yg sedang dibukanya. Sial! Tugas ramuannya kali ini benar-benar harus diselesaikan secepatnya. Waktunya benar-benar tersita karena awal semester ini.

Quote :

"Apakah yang kau maksud itu aku,Ryuu-san?"

"Eh?" Derrick menoleh. Hoo... ternyata ada disini juga. Pantas sejak tadi tidak terlihat. Derrick kembali memfokuskan dirinya pada buku tebal di hadapannya. Melelahkan memang tapi apa boleh buat. Ia harus menguasai materi satu ini.

Tiba-tiba nada suara Reinard meninggi. Derrick spontan menoleh kebingungan. "Eh? Eh?" Ujarnya kebingungan.

OOte: OMG!!! telat buu masuknya.. bah.. kenapa jadi panjang2 ini teh? serius pula? hahaha... bingung jawabnya 1 1.. haduu...
____________________________________________________________________

Quote :

"Padahal kalau memang bisa kubantu akan kubantu dengan senang hati kok.."

"Ahaa..~ Terima kasih Derrick, tapi sepertinya selesaikan dulu pekerjaanmu yang menumpuk ini.." jawab Ryuu sambil menunjuk tumpukan buku itu.

Quote :

"Aku harap kau bisa membantuku untuk menjadi lebih kuat lagi,karena bagiku...weakness is a sin. Aku tidak peduli apa yang akan kau ajarkan padaku,asalkan hal itu bisa membuatku lebih kuat lagi, aku akan mempelajarinya.Karena bila kau lemah,maka kau tidak akan biasa melindungi hal yg berharga bagimu."

Ryuu kembali menatap Reinard, kali ini ia membalas tatapan Rein yang tajam dengan tatapan dingin menusuk. "Aku tidak bisa mengajarimu, maaf." tolak Ryuu dengan tegas. "Tapi aku bisa mengajarkanmu cara menangkal sihir hitam atau membuat ramuan-ramuan yang bisa membuatmu tidak terpengaruh oleh sihir hitam." tambah Ryuu sambil terus menatap dalam mata Rein.

Quote :

"Eh? Eh?"

Sepertinya murid satu ini terlambat menyadari keadaan sekitarnya."Derrick, apakah kau sudah dari dulu mengenal Rein? Ah, sebaiknya kita selesaikan tugasmu dulu. kali ini tugas apa saja?" tanya Ryuu mengalihkan matanya dari Rein dan megubah topik pembicaraan. Agaknya suasana jadi tidak enak gara-gara pembicaraan yang serius tadi.

"Oke... Jadi sekarang siapa yang bisa menolongku membacakan buku-buku ini?" tanya Ryuu lagi sambil kembali menunjuk buku-buku dihadapannya dengan tampang muak.

Quote :

"Aku tidak bisa mengajarimu, maaf."

Meskipun Ryuu menatapnya dengan tatapan tajam,Reinard tidak bergeming sedikit pun.Dia sudah tidak takut akan apapun lagi...
"Kalau kau tidak ingin mengajariku,ya sudahlah!"Jawab Reinard dengan dingin.

Quote :

"Tapi aku bisa mengajarkanmu cara menangkal sihir hitam atau membuat ramuan-ramuan yang bisa membuatmu tidak terpengaruh oleh sihir hitam." tambah Ryuu sambil terus menatap dalam mata Rein.

!!
Ryuu mengatakan sesuatu yang sama sekali tidak disangka2 oleh Reinard.
'dia bisa mengajari ku menangkal ilmu hitam?!'pikir Reinard.
Selama ini dia sudah belajar berbagai macam cara untuk membunuh lawan,tetapi belum pernah ada yang menawarkan utk mengajarinya menolong rekannya (sihir support).Sihir2 yg dikuasainya mayoritas adalah sihir serangan,dan beberapa sihir pertahanan.Belum pernah terpikir olehnya untuk mempelajari caranya mematahkan sihir hitam. Kalau saja dia bisa,maka tragedi itu tidak akan pernah terjadi...
Reinard pun terdiam untuk beberapa saat...

Quote :

"Oke... Jadi sekarang siapa yang bisa menolongku membacakan buku-buku ini?"

"Baiklah,aku akan membacakannya untukmu Ryuu-san. Tapi...Apakah kau serius tentang kau bisa mengajarkanku cara-cara untuk menangkal ilmu hitam?Tanya Reinard pelan.Dia ragu2 apakah Ryuu benar2 bisa dan mau mengajarinya....

OOte: Oh my..~
____________________

Quote :

"Kalau kau tidak ingin mengajariku,ya sudahlah!"

'Hoo... Ternyata tipe yang langsung menyerah setelah ditolak yah?' pikir Ryuu. Ia tidak menyangka Rein yang kelihatannya sangat bertekad ini akan menyerah begitu saja.

Quote :

"Derrick sepertinya sedang sibuk,aku akan membacakannya untukmu Ryuu-san.Tapi...Apakah kau serius tentang kau bisa mengajarkanku cara-cara untuk menangkal ilmu hitam?

Hee..? Sekarang sepertinya ada maksud lain yang ia pikirkan? Apakah ia jadi berubah pikiran?

"Sepertinya kau berubah pikiran Rein? Apakah kau sungguh-suungguh ingin mempelajari cara-cara menangkal ilmu hitam? Ah ya.. Seperti halnya mempelajari sihir hitam, cara menangkalnya pun terkadang memerlukan 'pengorbanan atau tumbal' dan tentu saja ketelitian dan ketekunan! Apakah kau memenuhi syarat awal dari ku itu?" jawab Ryuu sambil kembali menatap Rein dalam. "Dan satu lagi, kalau kau tidak bisa mempercayaiku, maka kau tidak akan bisa mempelajari ini." tambah Ryuu melihat air muka Rein yang ragu-ragu kepadanya.

Quote :

"Sepertinya kau berubah pikiran Rein? Apakah kau sungguh-suungguh ingin mempelajari cara-cara menangkal ilmu hitam? Ah ya.. Seperti halnya mempelajari sihir hitam, cara menangkalnya pun terkadang memerlukan 'pengorbanan atau tumbal' dan tentu saja ketelitian dan ketekunan! Apakah kau memenuhi syarat awal dari ku itu?"

"Berubah pikiran??Tidak sama sekali,aku sudah bilang kan,aku akan mempelajari apapun yg bisa membuatku menjadi lebih kuat.Menjadi lebih kuat itu kan tidak selalu berarti mempelajari teknik untuk membunuh musuh kan?Cara2 untuk menolong rekan pun seringkali diperlukan dalam pertempuran,bukan??"Jawab reinard dengan tajam.Dia pun membalas tatapan ryuu dengan tatapan serius.

Quote :

"Dan satu lagi, kalau kau tidak bisa mempercayaiku, maka kau tidak akan bisa mempelajari ini."

"Hmm,bukannya aku tidak mempercayaimu,tapi jujur saja,aku kurang berbakat dalam sihir selain tipe serangan dan pertahanan.Yang aku ragukan,apakah kau bisa bersabar dalam mengajariku?"Jawab reinard datar,sambil mengingat-ingat lagi kejadian ketika dia mencoba mempelajari sihir selain tipe serangan dan pertahanan sendiri.Dia SELALU gagal untuk mempelajarinya.Mungkin bila ada yg mengajari,dia bisa menguasainya...

Quote :

"Berubah pikiran??Tidak sama sekali,aku sudah bilang kan,aku akan mempelajari apapun yg bisa membuatku menjadi lebih kuat.Menjadi lebih kuat itu kan tidak selalu berarti mempelajari teknik untuk membunuh musuh kan?Cara2 untuk menolong rekan pun seringkali diperlukan dalam pertempuran,bukan??"

"Hmm... Oke, aku akan mengajarimu. Tapi... Ah sudahlah! Nanti kau hubungi aku di kantorku saja Rein." jawab Ryuu sambil melihat ke arah Derrick. "Ah, ajak saja Derrick kalau dia bertanya macam-macam. Dia akan jadi healermu. Kalau kau kenapa-kenapa dan tiba-tiba masuk rumah sakit, maka akan susah urusannya. Ingat, ini ilegal!" tanbah Ryuu serius.

Quote :

"Hmm,bukannya aku tidak mempercayaimu,tapi jujur saja,aku kurang berbakat dalam sihir selain tipe serangan dan pertahanan.Yang aku ragukan,apakah kau bisa bersabar dalam mengajariku?"

"Ah..~ Apakah aku terlihat seperti orang yang tidak sabaran?" ucap Ryuu sambil tersenyum lebar dan menunjukan jarinya ke senyumnya yang menawan (?) itu. "Ah ya... walaupun terlihat seperti bercanda, bukan berarti aku tidak serius dalam melakukan apapun, termasuk mengajar!" tambah Ryuu agak mengurangi senyumnya.

Buku-buku itu kini terbengkalai. Melihat tumpukan buku itu, Ryuu jadi kembali teringat pada Midori. "Ayolah... Bacakan aku buku-buku ini..." ucap Ryuu dengan nada memelas.

Quote :

"Hmm... Oke, aku akan mengajarimu. Tapi... Ah sudahlah! Nanti kau hubungi aku di kantorku saja Rein." "Ah, ajak saja Derrick kalau dia bertanya macam-macam. Dia akan jadi healermu. Kalau kau kenapa-kenapa dan tiba-tiba masuk rumah sakit, maka akan susah urusannya. Ingat, ini ilegal!"

"Baiklah kalau begitu,aku mengerti."Reinard menjawab dengan serius.Sepertinya latihan yang akan dilakukannya kali ini cukup berbahaya,hingga membutuhkan healer.Tapi,tampaknya Ryuu masih belum menyadari bahwa Reinard sebetulnya bukan manusia.Teknik penyembuhan milik Lilly tidak terlalu efektif baginya,sebetulnya dia menguasai beberapa sihir gelap yg berfungsi utk menyembuhkan luka,tapi mungkin lebih baik dia mengajak Lilly juga,untuk berjaga-jaga...pikir Reinard

Quote :

"Ah ya... walaupun terlihat seperti bercanda, bukan berarti aku tidak serius dalam melakukan apapun, termasuk mengajar!"

Sepertinya Ryuu memang bersungguh-sungguh,Reinard pun memutuskan utk mempercayainya...

Quote :

"Ayolah... Bacakan aku buku-buku ini..."

"Ya,ya tentu saja...Buku mana yang harus aku bacakan untukmu?"Tanya Reinard.Dia bingung,karena banyak sekali buku di hadapan Ryuu...

Quote :

"Ya,ya tentu saja...Buku mana yang harus aku bacakan untukmu?"

"Hmm..." Ryuu keningungan memilih-milih buku mana yang akan ia baca duluan. "Kurasa ini dulu deh... 'Cara Merawat Tanaman di Dalam Ruangan' oke?" lanjut Ryuu sambil menyerahkan buku tsb ke Rein. "Kuharap aku tidak perlu memindahkan Midori-ku..." gumam Ryuu sambil meihat ke langit-langit perpustakaan.

"Ah ya... Bagaimana kalau sesudah ini kita ke kantor ku? Akan kukenalkan kalian pada Midori..^^ Midori ku sangat lucu lho..~ Hehe..." ucap Ryuu dengan tersenyum riang.

Quote :

"Kurasa ini dulu deh... 'Cara Merawat Tanaman di Dalam Ruangan' oke?"

Reinard pun membacakan buku yang ditunjuk oleh Ryuu.Meskipun Reinard tidak terlalu tertarik pada buku itu,nampaknya Ryuu memperhatikan dengan serius...

Quote :

"Kuharap aku tidak perlu memindahkan Midori-ku..."

'Hmm,Midori?apa itu?nama tumbuhan kah?'pikir Reinard,dia pun terhent sejenak,ketika...

Quote :

"Ah ya... Bagaimana kalau sesudah ini kita ke kantor ku? Akan kukenalkan kalian pada Midori..^^ Midori ku sangat lucu lho..~ Hehe..."

Sepertinya Ryuu memberi nama pada tanaman peliharaannya. Lucu?memangnya tanaman apa ya...pikir Reinard
"Tidak masalah,aku ingin tahu tanaman macam apakah yang kau panggil Midori itu..."Jawabnya pada Ryuu,dan kemudian Reinard pun memalingkan pandangannya pada Lilly.Reinard memang penasaran,tapi firasat buruknya datang kembali,sepertinya instingnya memberitahukan adanya bahaya.Sebetulnya dia tidak ingin Lilly terlibat dalam hal yg 'mungkin' berbahaya.Tetapi,mungkin lebih baik dia membawa Lilly,karena Lilly adalah seorang Healer...Setelah berfikir untuk beberapa saat,dia pun membuat keputusannya
"kau mau ikut,Lilly?"Ajaknya pada Lilly

Quote :

"Tidak masalah,aku ingin tahu tanaman macam apakah yang kau panggil Midori itu..."

Hmm... Sepertinya semua orang sudah mulai penasaran dengan Midori. "Ahahaha... Midori tanaman yang lucu koq..~ hanya saja jangan terkejut yah, Boy..~" jawab Ryuu senang. Entah dibilang jahil atau membuat penasaran, yang jelas Ryuu memang hobi membuat orang lain bingung dan heran

Quote :

"kau mau ikut,Lilly?"

"Lily? What? LILY??? Ryuu sangat terkejut dan kali ini ia tidak bisa menyembunyikan tawanya. "AHAHAHHAHAAHHAHAHAHHAHAHAHA...." Tawa Ryuu pun memecahkan keheningan perpustakaan. "Oh my Derrick... Kamu dipanggil Lily yah? Lily-chaaaannn...~" ledek Ryuu.

Apakah seorang professor boleh berlaku seperti ini?

Quote :

"Ahahaha... Midori tanaman yang lucu koq..~ hanya saja jangan terkejut yah, Boy..~"

'Lucu?lucu bagaimana maksudnya,ya?Bukankah semua tanaman itu sama saja?Ataukah tanaman yang dinamai midori itu memiliki bentuk yang unik?Dan,kira2 apa yang bisa mengejutkan tentang tanaman itu ya?' Reinard bingung memikirkan maksud dari kata2 Ryuu...dia pun mengernyitkan dahinya.Namun,tiba-tiba...

Quote :

"Lily? What? LILY??? AHAHAHHAHAAHHAHAHAHHAHAHAHA...."

Tawa Ryuu yang sangat keras itu menyadarkan reinard dari khayalannya... memangnya apa yang lucu?Bukannya dia memanggil Lilly seperti biasanya?memangnya itu aneh ya?Tapi,bagaimanapun juga ini perpustakaan,tidak seharusnya Ryuu tertawa seperti itu...
"Ehh,Ryuu-san,kita ini sedang berada di dalam perpustakaan,tolong jangan berisik.."Ujar Reinard dengan nada serius

Quote :

"Ehh,Ryuu-san,kita ini sedang berada di dalam perpustakaan,tolong jangan berisik.."

Upss... Sepertinya Ryuu sudah berlebihan. "Ah.. Maaf.. Maaf... Aku jadi mengganggu disini... Habisnya...~ Derrick kok dipanggil Lily sih..?? Lucu banget kan..??~" ujar Ryuu sambil menunjuk-nunjuk ke arah Derrick.

"kalau begitu, agar tidak mengganggu, kita lanjutkan saya baca bukunya, oke?" tambah Ryuu.

Quote :

"Lily? What? LILY??? "AHAHAHHAHAAHHAHAHAHHAHAHAHA...." "Oh my Derrick... Kamu dipanggil Lily yah? Lily-chaaaannn...~"

Matanya terbelalak mendengar kata-kata Profesor Ryuu yang tiba-tiba tertawa ketika Reinard memanggil namanya lalu bertanya kepadanya. Dia terkejut dan bingung mendengar pertanyaan tersebut.

"I..itu...anu...kan...itu...," Dia menjawab dengan terbata-bata dan muka yang memerah sampai ke telinga. Matanya berair seakan-akan ingin menangis. Dia belum pernah ditanya hal seperti itu. Seingat Derrick orang-orang tidak pernah mengomentari cara Reinard memanggil dirinya.

Quote :

"I..itu...anu...kan...itu...," Dia menjawab dengan terbata-bata dan muka yang memerah sampai ke telinga. Matanya berair seakan-akan ingin menangis.

"Lilly,kau kenapa? tidak apa-apa kan?Apakah kau sakit?"Tanya Reinard dengan pelan,dia khawatir karena sikap Lilly agak berbeda,apakah mungkin dia sakit?mengapa mukanya tiba-tiba memerah ya?

Quote :

"Ah.. Maaf.. Maaf... Aku jadi mengganggu disini... Habisnya...~ Derrick kok dipanggil Lily sih..?? Lucu banget kan..??~"

"Memangnya lucu kenapa?Bukankah bila seseorang sudah kenal untuk waktu yg lama,biasanya memiliki panggilan akrab?Oleh karena itu aku memanggilnya Lilly,karena kami sudah saling mengenal sejak 8 tahun yang lalu"Jawab Reinard datar.Rasanya reaksi Ryuu itu agak berlebihan.Lagipula orang2 yg lain tidak pernah menunjukkan reaksi apapun ketika dia memanggil Lilly.

Quote :

"Memangnya lucu kenapa?Bukankah bila seseorang sudah kenal untuk waktu yg lama,biasanya memiliki panggilan akrab?Oleh karena itu aku memanggilnya Lilly,karena kami sudah saling mengenal sejak 8 tahun yang lalu"

Setelah mendengar kata-kata Reinard, entah mengapa Derrick merasa malu untuk pertama kalinya dipanggil Lilly. Mungkin karena selama ini tidak ada orang yang mengomentari panggilan tersebut. Namun untuk sesaat tadi dia baru merasakan malu untuk pertama kalinya karena memang kalau dipikir-pikir panggilan imut itu seperti panggilan kepada seorang perempuan.

"Bo...bo...BODOH!!!! Jangan menjawab dengan setenang itu!!!!" Sambil berteriak, Derrick tanpa sadar melempar buku yang ia pegang. Bukan berarti dia membenci Reinard, hanya saja ia bingung merespon kata-kata tersebut.

Namun akibat berat dari buku yang tebal itu, Derrick terdorong ke belakang.

"Ah..."